Matlamat utama saya menulis adalah untuk berkongsi pengetahuan dalam bentuk pengurusan dan motivasi untuk pembangunan diri dan kerjaya.
Ingin juga mencurahkan pengetahuan yang ada secara ringkas, mudah dan pantas memandangkan sesetengah individu kurang berminat membaca bahan bacaan(buku) yang tebal dan merimaskan.
Sekadar menyumbangkan sesuatu untuk di manfaatkan sebelum nanti saya di jemput ke SANA.

Buku

Buku

Monday, November 8, 2010

9 Traps

Salam hormat pada semua peminat. Maaf lama bercuti dan kurang sihat sedikit. Terima kasih untuk komen Clean. Ha ha ha. Benar ia adalah pengajaran yang terbaik. Plato mengatakan 2 jenis orang, yang baik tidak perlu di ajar oleh undang undang untuk berkelakuan baik manakala jenis yang kedua menggunakan undang undang untuk kepentingan diri dan ia sebagai pagar besi yang susah untuk di tembusi manakala Abraham Lincoln mengatakan, kadang kadang boleh selamat tapi tak selamanya.

Kini isu banjir adalah yang paling utama. Apa pun , di harapkan semuanya selamat dan dapat bantuan.

Hari ini Masterji nak bagi important tips. Ada 9 perkara yang kita harus berikan perhatian supaya perniagaan kita tak gulung tikar dan kita jadi gagal. It's important and don't see it from salary man point of view but a responsible employee and a productive Malaysian.

The 9 Traps.
1.Neglect :
Sticking with Yesterday's business model.

2. Pride :
Allowing Your products to become outdated.

3. Boredom:
Clinging to your Once - Successful Branding.

4. Complexity:
Ignoring your business process.

5. Bloat:
Rationalizing your loss of speed and agility.
6.Mediocrity : Letting your star employees languish

7. Lethargy:
Getting lulled into a culture of comfort.

8. Timidity:
Not confronting turf wars and obstructionists.

9. Confusion:
Unwittingly conducting schizophrenic communications.


Case study :
Take Kodak. Back in the mid-1990s, it was the absolute king of the photography business with its highly profitable film business. Digital photography was emerging, but Kodak didn't pay much attention to it. After the technology started to get some press coverage, the company did launch a weak effort to learn about this revolutionary new approach to photography by developing and marketing a clumsy system called Advantix that attempted to combine elements of digital and film technologies. Clearly Kodak was thinking defensively, with its goal being protect its film business.

For the next six years, Kodak saw its businees decline, and its stock price plummeted from $80 in 1997 to $30 by 2003. Management demonstrated no sense of urgency in grabbing digital technology and transforming its business around it.

In 2003, Kodak announced a 72 percent decrease in its dividend plans to invest $3 billion in digital photography. The stock market read this as too little too late, and the stock price decreased 14 percent further right after the announcement.

By late 2005, the stock price was $24 per share, and outgoing CEO Dan Carp, who had spent his entire carrer at Kodak, made an amazing statement. he said: "I saw my first digital camera 20 years ago....I knew right then that this company was going to transform itself." The lack of urgency in those 20 years was incredible.

Therefore , jangan tidur sewaktu kerja .

2 comments:

azaman said...

Salam Masterji,

Motorola juga boleh dijadikan case study yang perfect. Kalau dahulu, awal tahun 90an, sebut handphone mesti ingat motorola. Tapi lepas tu terus jatuh. Memang ada yang tersangkut dalam 9 trap tu.

Yang lebih dekat dengan kita, supplier kabinet TV, yang konsol kayu tu dulu. Bila Matsushita mintak dia orang invest untuk molding machine dia orang tak nak, too high investmentlah and so on. Sebab tu company lain yang dapat, dia sekarang dok buat pallet kayu.

Kalau dia ikut perkembangan terkini, tentu sudah jauh lebih maju.

azaman

sonia said...

Saya suka illustration dalam entry 'Trap' ni. 'Why' and 'Why not'. Satu contoh yang baik dan 'direct'. Apa pun yang Plato kata,bagi saya dalam dunia ni ada 2 kategori manusia sahaja. Pertama, yang berjiwa baik dan luhur, suka pada kemajuan dan kebahagian. Kedua, yang berhati jahat, penuh hasad dengki dan tak boleh tengok orang lain bahagia dan maju. Moga kita semua tergolong di dalam golongan pertama tadi, dan saya yakin kita dari golongan pertama..sbb itu kita di sini utk membaca setiap entry Masterji. Kepada yang terasa diri sbg golongan yang kedua tu, bawa-bawalah bertaubat. Jampi serapah akan menjadikan kita kawan karib syaitan.. Belajarlah bersyukur. Satu ayat dari Masterji yang akan saya ingat.. 'Kalau muka kita lawa dan berperangai baik, orang akan sayang dan hormat. Kalau kita tak lawa tapi baik..pun orang akan hormat dan sayang. Tapi kalau muka kita je lawa tapi perangai tak baik..orang akan benci juga. Kalau muka kita dah lah mcm cokodok..perangai pulak buruk, hahaha sendiri mau ingatlah... So, di sinilah kita kena gunakan slogan Masterji "Berubah, berubah, berubah!"